Wednesday, May 14, 2008

Stuart Colin "Antara Impian dan Kenyataan"

Nama : Stuart Colin Turner Nickname : Stuart TTL : Shrewburry, 28 September 1990 Hobi : Balap Mobil, sepakbola dan basket Tempat Hangout : Mall Makanan Favorit : Nasi Goreng Tinggi badan : 185 cm Prestasi : Cover Boy ANEKA 2006 (juara I) Sinetron : Mutiara (sbg Reza), Namaku Mentari (sbg Samudra) Iklan : Bajaj Pulsar Fasih Bahasa Indonesia Ternyata, meskipun lahir dan tinggal selama 3 tahun di Inggris, cowok keturunan Jerman - Sunda ini sudah fasih ngomong dengan bahasa Indonesia. Lihat aja perannya di sinetron, Stuart sama sekali nggak kagok dan lancar banget pas take. Cuma...ada satu hal yang masih jadi kendala Stuart saat ngobrol dengan orang lain. Apa itu? Hmm...ternyata cowok jangkung ini masih susah buat pengucapan huruf ‘r’. Stuart mengaku kalau dia masih terdengar cadel pas ngucapin kata yang ada ‘r’ nya. Tapi kendala itu nggak lantas membuat Stuart minder. Malah, dia menjadi supel dan punya banyak teman. Demi Nenek Usut punya usut, cowok yang mengaku dirinya jahil dan konyol ini punya cita-cita menjadi pembalap lho. Tapi, demi neneknya, Stuart rela melupakan cita-citanya itu. Lho? Ya...sang nenek ternyata pengen banget lihat Stuart muncul di televisi. Lebih tepatnya beradu akting dengan artis-artis tenar. Stuart yang sayang banget sama neneknya ini akhirnya meluluskan cita-cita terpendam sang nenek. Meski pada dasarnya, Stuart masih pengen jadi pembalap. Mulai dech Stuart rajin ikut casting di beberapa rumah produksi. Awalnya cowok yang duduk di bangku SMUN 84 Jakarta ini cuma diterima menjadi figuran dengan bayaran Rp. 50 ribu. Sayangnya, sebelum dapat peran di sinetron ‘beneran’ yang tayang tiap hari, sang nenek meninggal dunia. I’t’s okey Stuart, yang penting kamu sudah berusaha.... Tetap Menjadi Murid Biasa Meski sekarang Stuart sudah tenar dan banyak dikagumi cewek-cewek, itu nggak membuatnya menjadi ‘murid istimewa’. Di sekolahnya, Stuart mengaku sering mendapat teguran dan hukuman karena telat datang ke sekolah. Alasannya nggak lain karena susah bangun pagi. Gimana nggak, pulang syuting aja jam satu atau empat subuh, padahal Stuart harus berangkat ke sekolah jam enam pagi. Apalagi jam istirahatnya di rumah menjadi berkurang. Kegiatan seabrek, plus jadwal syuting yang padat. Tapi cowok yang suka main games ini enjoy aja dan nggak mempermasalahkan hal itu. Malahan, dia betah berada di lokasi syuting tuh. Karena Stuart senang bisa tukar pikiran dan bercandaan dengan para kru dan teman-teman aktingnya. Ya...memang begitu resiko menjadi pemain sinetron stripping, Stuart.