Wednesday, May 14, 2008

Esia & Wifone Hadir Di Balikpapan, Samarinda & Tenggarong

Balikpapan, 14 Mei 2008Esia & Wifone kembali memperluas jangkauan wilayah layanannya dengan hadir di propinsi Kalimantan Timu r, khususnya Balikpapan, Samarinda & Tenggarong. Kehadiran kedua produk telekomunikasi andalan Bakrie Telecom ini di Kalimantan Timu r semakin melengkapi langkah Esia & Wifone di Pulau Kalimantan setelah sebelumnya juga telah hadir di Banjarmasin, Banjar Baru dan Martapura. Kehadiran Esia & Wifone tak pelak akan semakin mendorong tingkat persaingan diantara operator telekomunikasi. Namun di sisi lain masyarakat juga diuntungkan dengan bertambahnya pilihan dalam memenuhi kebutuhan akan layanan jasa telekomunikasi. Persaingan juga akan menyebabkan tingkat kualitas layanan akan meningkat. Bagaimana dengan tarif percakapan telepon? Menurut Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk keberadaan operator CDMA ini dari awal telah menawarkan tarif yang kompetitif dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat. “Tarif kami tidak hanya sekedar murah, tapi juga sekaligus gampang dipahami. Rp 50 per menit untuk pembicaraan sesama pelanggan Esia. Jika pembicaraan tersebut lebih dari 1 jam, maka tarifnya kami discount menjadi Rp 1000,- per jam. Bahkan tarif tersebut juga berlaku untuk pembicaraan interlokal ke semua daerah yang telah dilayani oleh Esia & Wifone kalau pelanggan memanfaatkan kode akses 01010. Semua serba Rp 50,- dan bukan tarif promo yang ada masa berlakunya“, ujar Erik ketika meresmikan Gerai Esia & Wifone di Jalan Jend. Sudirman 565-566 Balikpapan kemarin. Khusus untuk masyarakat di Balikpapan, Samarinda & Tenggarong Bakrie Telecom akan membebaskan percakapan telepon sesama pelanggan Esia di dalam kota yang sama. Harga perkenalan ini akan diberlakukan hingga masa promosi ini berakhir 3 bulan mendatang. Untuk tahap awal telah dipersiapkan 30 ribu nomor Esia & 2 ribu nomor Wifone untuk kedua wilayah ini. Cara ini dilakukan agar masyarakat dapat mencoba terlebih dahulu kualitas layanan Esia & Wifone sekaligus memberikan masukan terhadap kemampuan jaringan. “Tak ada jaringan yang begitu didirikan akan langsung berjalan sempurna. Perlu optimalisasi. Selain itu pola penggunaan telepon masyarakat juga berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Karenanya penyempurnaan kualitas jaringan merupakan suatu upaya yang berkesinambungan. BTS terus ditambah dan sistem juga disempurnakan. Ini butuh waktu. Tak adil rasanya kalau kami harus bebankan dulu biaya percakapan telepon untuk sebuah pencapaian kualitas layanan yang merupakan kewajiban operator.” tegas Erik. Menurutnya pembebasan biaya ini bukanlah kemudian mendorong orang untuk sebebasnya menggunakan telepon. Masyarakat tetap diharapkan untuk menggunakannya sesuai dengan kebutuhannya. Jika traffik berlebih sehingga mempengaruhi kapasitas dan kualitas jaringan, maka masyarakat sendiri nantinya yang akan rugi. Sebagai bagian dari Good Corporate Governance atau perusahaan dengan tata kelola yang baik maka Bakrie Telecom memiliki kewajiban untuk melakukan pendidikan terhadap pelanggannya. “Bukan mentang-mentang digratiskan kemudian orang seenaknya menggunakannya. Pakai sesuai kebutuhan. Kalau pola ini dijadikan kebiasaan akan menjadikan masyarakat bisa menghemat pengeluaran teleponnya ketika tarif normal diberlakukan. Kedepannya pola pemberlakuan tarif sesuai pemakaian akan jadi struktur baru tarif Esia & Wifone. Lihat saja nanti”, papar Erik sedikit membuka skema tarif Esia & Wifone yang akan diperkenalkan Bakrie Telecom dalam waktu dekat. Sementara itu pada kesempatan yang sama Rakhmat Junaidi, Direktur Corporate Services PT Bakrie Telecom Tbk menjelaskan sekitar 80% BTS (Base Tranceiver Stations) yang ada di Balikpapan maupun Samarinda akan menggunakan pola menara bersama. “Tetap ada menara yang kami kelola sendiri karena merupakan sentral atau hub. Tapi sebagian besar kami kerjasamakan dengan mitra usaha kami”, jelas Rakhmat. Selain sesuai dengan anjuran atau peraturan dari pemerintah daerah, penggunaan menara bersama akan menghemat belanja modal dan mempercepat penetrasi layanan Esia & Wifone. Belanja modal yang dipersiapkan Bakrie Telecom untuk 3 tahun mendatang senilai US$ 600 juta. 50% diantaranya berasal dari right issue atau penawaran umum terbatas, 25% dari vendor financing dan sisanya dari dana internal perusahaan. (esia)