Wednesday, May 14, 2008

Design Harus Mengerti Teknis Cetak

Kalau kamu mau menggeluti design grafis harus banyak belajar tentang dukungan profesi kamu, terutama yang mau kerja di media cetak. Minat Design grafis saat ini cukup banyak dikalangan anak muda dan sekolahnya juga sudah bertebaran seperti jamur di musim hujan. Profesi Design memang cukup menjanjikan, karena skil ini bisa di aplikasikan tanpa harus bekerja diperusahaan, dirumah juga bisa, seperti bikin kartu undangan, freelanch terima orderan dari orang lain dan bisa dikerjakan in house. Sebagai design grafis tidak hanya dituntut sekedar bisa mengoperasikan software design saja, teknis pendukung juga harus dikuasai, terutama urusan pra cetak. PraCetak ini bertujuan teknis produksi yang harus dilalui sebelum ke percetakan, muali dari mempersiapkan file yang di design untuk sparasi kalau yang masih pakai film/CTV. Pengontrolan kualitas film dari sparasi juga harus diperhatikan, untuk memilih sparasi jangan hanya dilihat dari harganya saja. Tapi harus dipertimbangkan dari segi kualitas film yang dihasilkan. Kalau masih pemula usahakan cari sparasi yang bagus karena mereka akan memberikan layanan lebih dan dapat membantu anda untuk menghasilkan output film yang bagus, bahkan mereka bisa membantu koreksi hasil design yang kurang bagus. Kamu juga harus tau output film menggunakan resolusi/dpi-nya, bila menggunakan media cetak kertas HVS, Koran, dan Artpapper. Karena hal ini untuk menentukan hasil cetak yang maksimal. Dalam finising akhir untuk print out film ada istilah "in posisi" untuk menentukan letak halaman bila kita mencetak majlah dengan lem punggung (binding). Tapi kalau cetakannya untuk tabloid atau majalah dengan jilitan jahit kawat proses in posisi tidak terlalu sulit. Petunjuk in posisi biasanya datang dari percetakan. Nanti juga akan dijelasan posisinya. Tapi kalau in posisinya manual di percetakan maka kita tidak perlu repot, print film nya bisa satu-satu. Yang jadi masalah kalau percetakan minta 1 cuteren 4 halaman atau 8 halaman.